Materi Kajian
STUDI CLUB ECONOMIC ISLAMIC pada hari Kamis, 14 November 2013. Yang disampaikan
oleh Bpk. Yudi Irwan, SE., M.Esy (Dosen, LAZISMU, IIBF, dan MES Pekanbaru). Dengan Tema:
Khalifah Umar Bin Al Khatthab
Umar
bin Khattab berkata:
keserakahan
adalah kunci kemiskinan sedangkan putus asa adalah kunci kekayaan. Benarkah?
|
Namun banyak
manusia pada saat ini sudah hasil hanya pas-pasan malah yang lebih parahnya
meninggalkan shalat lagi. Bagaimana mungkin bisa sukses seperti Umar bin
Khattab. Masalah ekonomi memang sangat rentan terhadap kebijakan yang diambil,
karena semua kegiatan memerlukan ekonomi. Agar kita tidak terjerumus ke dalam
lembah yang berduri ada beberapa Tips Sukses Mengatur Ekonomi. Umar bin Al Khatthab berkata : Tidak
pantas menjadi pemimpin kecuali orang yang memiliki orang yang memiliki 4
kriteria berikut:
- Lembut, namun tidak lemah.
- Tegas namun tidak kasar.
- Cermat membelanjakan harta namun tidak pelit
- Mudah namun tidak boros.
Bila
seorang pemimpin kehilangan satu dari keempat karakter ini, niscaya ketiga
karakter lainnya tiada berguna. (Abdurrazzaq)
Contoh Nyatanya adalah Al
Hasan bercerita: Pada suatu hari sahabat Umar masuk ke rumah Ashim bin Umar,
yang sedang menyantap daging. Beliau bertanya kepada putranya: Apa yang sedang engkau santap?. ‘Ashim
bin Umar menjawab: itu adalah makanan kesukaanku. Mendengar jawaban putranya
ini, sahabat Umar kembali berkata: Apakah engkau menyantap setiap yang suka?
Cukuplah sebagai sikap berlebih-lebihan bila engkau menyantap setiap yang
engkau suka. (Az Zuhud Oleh Ibnul Mubarak 266)
Ada beberapa
hal yang selalu Umar bin Khattab lakukan diantaranya:
Pemerataan
Ekonomi.
Agar harta
kekayaan tidak hanya berputar diantara orang-orang kaya saja di antara kalian.”
(Al Hasyr 7). Khalifah Umar dalam memimpin bukanlah orang yang egois yang hanya
memenangkan pendapatnya saja, beliau juga orang yang bijaksana. Seperti contoh berikut ini:
Sahabat Umar
berencana membagikan tanah wilayah Jabiyah kepada para pejuang yang turut serta
menundukkannya. Namun sebelum rencana tersebut terlaksana, sahabat Mu’az bin
Jabal berkata: Bila engkau melakukan
keinginan ini, niscaya tidak lama lagi akan terjadi krisis sosial yang dahsyat.
Hasil bumi
Jabiyah dikuasai oleh beberapa orang saja, sedangkan generasi penerus kita yang
pada masanya juga memiliki peran besar bagi kejayaan Islam dan ummatnya, namun
tidak lagi mendapat bagian dari kekayaan negri Islam. Mendengar penuturan ini,
akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk tidak membagi tanah Jabiyah. (Al Amwaal
oleh Abi Ubaid 154).
Dalam contoh
yang lain Umar radhiallahu ‘anhu berkata : tidaklah ada seorangpun dari ummat
Islam melainkan ia berhak mendapatkan bagian dari harta ini (Baitul Maal), baik
diberikan kepadanya atau tidak …..Bila aku berumur panjang Insya Allah tidak
akan ada seorangpun dari ummat Islam kecuali akan mendapatkan bagiannya. Sampaipun para penggembala di daerah
Surra dan Himyar akan mendapatkan bagiannya, tanpa perlu bersusah payah. (An
Nasai dan lainnya)
Meluruskan
Pemahaman
Suatu hari
Umar menjumpai beberapa orang dari negri Yaman. Beliau bertanya kepada mereka:
Apa profesi kalian? Mereka menjawab: Kami orang-orang yang bertawakkal? (tidak
memiliki pekerjaan). Mendengar jawaban ini, Khalifah Umar berkata: Sejatinya
kalian adalah para pemalas.
Orang yang benar-benar bertawakkal
ialah yang menaburkan benihnya ke tanah, lalu bertawakkal kepada Allah. ( Ibnu
Abi Ad Dunya dalam kitab At Tawakkul ‘Ala Allah.)
Kunci
Menjadi Orang Kaya
Khalifah Umar
bin Al Khatthab pada salah satu khutbahnya berkata: Ketahuilah! Sejatinya keserakahan adalah
kunci kemiskinan sedangkan putus asa adalah kunci kekayaan. Barang siapa
berputus asa dari uluran tangan sesama manusia niscaya ia benar-benar akan
menjadi berkecukupan dari uluran tangan mereka.
(Az Zuhud oleh Ibnu Mubarak 223)
Mengobarkan
Optimisme Dalam Hidup.
Umar Bin Al
Khatthab berkata: Tidaklah ada seorangpun melainkan mendapatkan jatah rejekinya,
umur yang pasti ia lalui, dan kematian yang pasti mengakhiri hidupnya. Andailah
ada seseorang yang berusaha menghindari jatah rejekinya, niscaya jatah
rejekinya terus mengejar hingga ia mendapatkannya, sebagaimana kematian pasti
mengejar siapapun yang berusaha menghindar darinya. Karena itu Jagalah
ketaqwaan kepada Allah dan tempuhlah cara-cara yang baik dalam mengais rejeki. (Al
Baihaqy dalam kitab Syu’abul Iman 2/72
Pengembangan
SDA
Khalifah Umar
bin Al Khatthab berpesan: Janganlah engkau mengkonsumsi telor ayam.
Karena satu telor akan habis dengan sekali suap. Namun bila engkau tetaskan,
telor akan berubah menjadi seekor ayam yang nilainya bisa mencapai 1 dirham. (Akhbar Al Madinah oleh Ibnu Syabbah
2/10 & Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab Ishlahul Mal 368)
Profesionalitas
Suatu Hari ada
seorang lelaki yang merekomendasi orang lain. Khalifah Umar tidak serta merta
menerima rekomendasi ini, namun beliau lebih jauh menggali informasi
kebenarannya, karena itu beliau bertanya:
Apakah ia
adalah tetangga dekatmu, sehingga engkau mengetahuinya sepanjang siang dan
sepanjang malam dan setiap kali ia
datang dan pergi?
Lelaki itu
menjawab: bukan.
Islam menyuruh kita untuk sederhana. Yang sederhana hanya
sikapnya dan tidak ada larangan untuk Kaya.
|
Lelaki itu
menjawab : tidak.
Sekali lagi
Khalifah Umar bertanya: apakah engkau pernah bersafar dengannya, sehingga
berbekalkan pengalaman itu engkau mengenal karakternya?
Kembali lagi
lelaki itu menjawab: tidak.
Akhirnya
Khalifah Umar mebuat kesimpulan: Bila demikian sejatinya engkau belum
mengenalnya. (Al Baihaqy
dan lainnya).
Membangun Semangat Kebersamaan.
Ketahuilah bahwa sungguh demi Allah
aku mengira suatu saat nanti kalian menghabiskan rizki Allah hanya untuk
memenuhi perut dan kulit kalian. Di saat yang sama, kalian mengabaikan para
janda, orang miskin dan anak-anak yatim. ( Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab At Tawadhu’ wa
Al Khumul 284)
Gaya Hidup
Ala Umar bin Al Khatthab.
Umar berpesan
kepada putranya ‘Ashim:
Wahai nak:
1)
Makanlah separuh perutmu.
2)
Jangan engkau buang bajumu
kecuali setelah usang.
3)
Janganlah ikuti perilaku
orang yang menjadikan harta karunia Allah hanya di perut dan punggungnya.
(Tafsir Al Qurthuby 12/73)
Sedia
Payung Sebelum Hujan
Khalifah Umar
berkata: Sesekali hendaknya engkau berlatih untuk berjalan tanpa alas kaki,
walaupun biasanya engkau berjalan dengan alas kaki. Dan latihlah dirimu dengan
mengenakan pakaian kasar,
menyantap makanan yang tidak lezat dan mengenakan pakaian yang telah usang. (At
Thohawi Syarah Ma’ani Al Atsar 4/275)
Optimalisasi
Peran Pemerintah
Sungguh peran
penguasa dalam menumbuhkan kesadaran hukum lebih dominan dibanding peran Al
Qur’an. (Tarikh Baghdad 4/107)
- Hisbah.
- Kontrol.
- Hukuman yang setimpal.
- Mencegah monopoli.
- Pengawasan Harga.
- Pengawasan terhadap kegiatan impor.
- Pengawasan terhadap pejabat.
- Dll.
Referensi:
Dr. Muhammad Arifin bin Badri,MA
(Dosen STDI Imam Syafii Jember)
Dr. Muhammad Arifin bin Badri,MA
(Dosen STDI Imam Syafii Jember)
Dewan
Penasehat KPMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar