Sabtu, 16 November 2013

Kunci Sukses Perkonomian Khalifah Umar Bin Al Khatthab


Materi Kajian STUDI CLUB ECONOMIC ISLAMIC pada hari Kamis, 14 November 2013. Yang disampaikan oleh Bpk. Yudi Irwan, SE., M.Esy (Dosen, LAZISMU, IIBF, dan MES Pekanbaru). Dengan Tema:
Kunci Sukses Perkonomian
Khalifah Umar Bin Al Khatthab
Umar bin Khattab berkata:
keserakahan adalah kunci kemiskinan sedangkan putus asa adalah kunci kekayaan. Benarkah?
Motto Perekonomian Khalifah Umar bin Al Khatthab. Khalifah Umar  berkata: Ya Allah, Janganlah jadikan hartaku melimpah, akibatnya aku lupa daratan. Dan jangan pula Engkau sempitkan hartaku, akibatnya aku lupa. Sejatinya harta kekayaan itu walaupun sedikit asalkan mencukupi lebih baik dibanding banyak namun menjadikanku terbuai. (Ibnu Abi Syaibah).
Namun banyak manusia pada saat ini sudah hasil hanya pas-pasan malah yang lebih parahnya meninggalkan shalat lagi. Bagaimana mungkin bisa sukses seperti Umar bin Khattab. Masalah ekonomi memang sangat rentan terhadap kebijakan yang diambil, karena semua kegiatan memerlukan ekonomi. Agar kita tidak terjerumus ke dalam lembah yang berduri ada beberapa Tips Sukses Mengatur Ekonomi.  Umar bin Al Khatthab berkata : Tidak pantas menjadi pemimpin kecuali orang yang memiliki orang yang memiliki 4 kriteria berikut:
  1. Lembut, namun tidak lemah.
  2. Tegas namun tidak kasar.
  3. Cermat membelanjakan harta namun tidak pelit
  4. Mudah namun tidak boros.
Bila seorang pemimpin kehilangan satu dari keempat karakter ini, niscaya ketiga karakter lainnya tiada berguna. (Abdurrazzaq)
Contoh Nyatanya adalah Al Hasan bercerita: Pada suatu hari sahabat Umar masuk ke rumah Ashim bin Umar, yang sedang menyantap daging. Beliau bertanya kepada  putranya: Apa yang sedang engkau santap?. ‘Ashim bin Umar menjawab: itu adalah makanan kesukaanku. Mendengar jawaban putranya ini, sahabat Umar kembali berkata: Apakah engkau menyantap setiap yang suka? Cukuplah sebagai sikap berlebih-lebihan bila engkau menyantap setiap yang engkau suka. (Az Zuhud Oleh Ibnul Mubarak 266)
Ada beberapa hal yang selalu Umar bin Khattab lakukan diantaranya:
Pemerataan Ekonomi.
Agar harta kekayaan tidak hanya berputar diantara orang-orang kaya saja di antara kalian.” (Al Hasyr 7). Khalifah Umar dalam memimpin bukanlah orang yang egois yang hanya memenangkan pendapatnya saja, beliau juga orang yang bijaksana. Seperti contoh berikut ini:
Sahabat Umar berencana membagikan tanah wilayah Jabiyah kepada para pejuang yang turut serta menundukkannya. Namun sebelum rencana tersebut terlaksana, sahabat Mu’az bin Jabal  berkata: Bila engkau melakukan keinginan ini, niscaya tidak lama lagi akan terjadi krisis sosial yang dahsyat.
Hasil bumi Jabiyah dikuasai oleh beberapa orang saja, sedangkan generasi penerus kita yang pada masanya juga memiliki peran besar bagi kejayaan Islam dan ummatnya, namun tidak lagi mendapat bagian dari kekayaan negri Islam. Mendengar penuturan ini, akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk tidak membagi tanah Jabiyah. (Al Amwaal oleh Abi Ubaid 154).
Dalam contoh yang lain Umar radhiallahu ‘anhu berkata : tidaklah ada seorangpun dari ummat Islam melainkan ia berhak mendapatkan bagian dari harta ini (Baitul Maal), baik diberikan kepadanya atau tidak …..Bila aku berumur panjang Insya Allah tidak akan ada seorangpun dari ummat Islam kecuali akan mendapatkan bagiannya. Sampaipun para penggembala di daerah Surra dan Himyar akan mendapatkan bagiannya, tanpa perlu bersusah payah. (An Nasai dan lainnya)
Meluruskan Pemahaman
Suatu hari Umar menjumpai beberapa orang dari negri Yaman. Beliau bertanya kepada mereka: Apa profesi kalian? Mereka menjawab: Kami orang-orang yang bertawakkal? (tidak memiliki pekerjaan). Mendengar jawaban ini, Khalifah Umar berkata: Sejatinya kalian adalah para pemalas.
Orang yang benar-benar bertawakkal ialah yang menaburkan benihnya ke tanah, lalu bertawakkal kepada Allah. ( Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab At Tawakkul ‘Ala Allah.)
Kunci Menjadi Orang Kaya
Khalifah Umar bin Al Khatthab pada salah satu khutbahnya berkata:  Ketahuilah! Sejatinya keserakahan adalah kunci kemiskinan sedangkan putus asa adalah kunci kekayaan. Barang siapa berputus asa dari uluran tangan sesama manusia niscaya ia benar-benar akan menjadi berkecukupan dari uluran tangan mereka. (Az Zuhud oleh Ibnu Mubarak 223)
Mengobarkan Optimisme Dalam Hidup.
Umar Bin Al Khatthab berkata: Tidaklah ada seorangpun melainkan mendapatkan jatah rejekinya, umur yang pasti ia lalui, dan kematian yang pasti mengakhiri hidupnya. Andailah ada seseorang yang berusaha menghindari jatah rejekinya, niscaya jatah rejekinya terus mengejar hingga ia mendapatkannya, sebagaimana kematian pasti mengejar siapapun yang berusaha menghindar darinya. Karena itu Jagalah ketaqwaan kepada Allah dan tempuhlah cara-cara yang baik dalam mengais rejeki. (Al Baihaqy dalam kitab Syu’abul Iman 2/72
Pengembangan SDA
Khalifah Umar bin Al Khatthab berpesan: Janganlah engkau mengkonsumsi telor ayam. Karena satu telor akan habis dengan sekali suap. Namun bila engkau tetaskan, telor akan berubah menjadi seekor ayam yang nilainya bisa mencapai 1 dirham. (Akhbar Al Madinah oleh Ibnu Syabbah 2/10 & Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab Ishlahul Mal 368)
Profesionalitas
Suatu Hari ada seorang lelaki yang merekomendasi orang lain. Khalifah Umar tidak serta merta menerima rekomendasi ini, namun beliau lebih jauh menggali informasi kebenarannya, karena itu beliau bertanya:
Apakah ia adalah tetangga dekatmu, sehingga engkau mengetahuinya sepanjang siang dan sepanjang malam dan  setiap kali ia datang dan pergi?
Lelaki itu menjawab: bukan.
Islam menyuruh kita untuk sederhana. Yang sederhana hanya sikapnya dan tidak ada larangan untuk Kaya.
Kembali Khalifah Umar bertanya: Apakah engkau pernah berniaga dengannya walau hanya senilai satu dinar atau satu dirham, sehingga engkau mengetahui tingkat wara’nya?
Lelaki itu menjawab : tidak.
Sekali lagi Khalifah Umar bertanya: apakah engkau pernah bersafar dengannya, sehingga berbekalkan pengalaman itu engkau mengenal karakternya?
Kembali lagi lelaki itu menjawab: tidak.
Akhirnya Khalifah Umar mebuat kesimpulan: Bila demikian sejatinya engkau belum mengenalnya. (Al Baihaqy dan lainnya).
Membangun Semangat Kebersamaan.
Ketahuilah bahwa sungguh demi Allah aku mengira suatu saat nanti kalian menghabiskan rizki Allah hanya untuk memenuhi perut dan kulit kalian. Di saat yang sama, kalian mengabaikan para janda, orang miskin dan anak-anak yatim. ( Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab At Tawadhu’ wa Al Khumul  284)
Gaya Hidup Ala Umar bin Al Khatthab.
Umar berpesan kepada putranya ‘Ashim:
Wahai nak:
1)      Makanlah separuh perutmu.
2)      Jangan engkau buang bajumu kecuali setelah usang.
3)      Janganlah ikuti perilaku orang yang menjadikan harta karunia Allah hanya di perut dan punggungnya. (Tafsir Al Qurthuby 12/73)
Sedia Payung Sebelum Hujan
Khalifah Umar berkata: Sesekali hendaknya engkau berlatih untuk berjalan tanpa alas kaki, walaupun biasanya engkau berjalan dengan alas kaki. Dan latihlah dirimu dengan mengenakan pakaian kasar, menyantap makanan yang tidak lezat dan mengenakan pakaian yang telah usang. (At Thohawi Syarah Ma’ani Al Atsar 4/275)
Optimalisasi Peran Pemerintah
Sungguh peran penguasa dalam menumbuhkan kesadaran hukum lebih dominan dibanding peran Al Qur’an. (Tarikh Baghdad 4/107)
  1. Hisbah.
  2. Kontrol.
  3. Hukuman yang setimpal.
  4. Mencegah monopoli.
  5. Pengawasan Harga.
  6. Pengawasan terhadap kegiatan impor.
  7. Pengawasan terhadap pejabat.
  8. Dll.
Referensi:
Dr. Muhammad Arifin bin Badri,MA
(Dosen STDI Imam Syafii Jember)
Dewan Penasehat KPMI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar